Daerah

Warga Desa: Matang Ben Tanah Luas Meminta Di Periksa Dana BUMG Diduga Tidak Transparan

288
×

Warga Desa: Matang Ben Tanah Luas Meminta Di Periksa Dana BUMG Diduga Tidak Transparan

Sebarkan artikel ini
banner 728x90

ACEH UTARA, sidikkriminal.co.id – Masyarakat Gampong Matang Ben, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, sedang diselimuti isu tidak sedap terkait pengelolaan Badan Usaha Milik Gampong (BUMG) Makmu Beusare. Pengelolaan BUMG tersebut diduga berjalan sangat tertutup, sehingga menimbulkan pertanyaan dari masyarakat. Senin, (06/01/2025).

Salah seorang warga Matang Ben, yang enggan disebutkan namanya, menyatakan bahwa ia tidak mengetahui pasti jumlah modal awal BUMG maupun tahun pertama alokasi Dana Desa untuk modal BUMG tersebut.

“Saking tertutupnya pengelolaan BUMG, masyarakat tidak tahu pasti kapan dan berapa jumlah dana yang digunakan,” ujar sumber itu pada Minggu, 5 Januari 2025.

Menurutnya, BUMG ini awalnya dikelola oleh seorang ketua yang kini menjabat sebagai Geuchik Matang Ben. Pada masa itu, BUMG bergerak di bidang simpan pinjam masyarakat serta membeli satu unit becak sebagai aset. Selanjutnya, pengelolaan BUMG diserahkan kepada ketua baru yang dipilih secara demokratis.

“Jika tidak salah, modal awal BUMG dianggarkan sekitar Rp130 juta pada tahun 2018,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa pengelolaan BUMG yang tidak transparan ini memicu keresahan di kalangan masyarakat.

“Kami meminta aparat penegak hukum (APH) dan instansi terkait untuk mengaudit dana BUMG di Gampong Matang Ben,” tutupnya.

Geuchik Matang Ben, Saiful Amri, ketika dikonfirmasi melalui WhatsApp, mengakui bahwa kegiatan BUMG saat ini sedang vakum.

“Dulu kami bergerak di bidang simpan pinjam pupuk. Ketika panen padi, masyarakat membayarnya. Namun, sudah empat tahun gagal panen akibat masalah irigasi Krueng Pasee yang belum rampung, sehingga pembayaran macet. Ada sebagian yang sudah dilunasi dan disetor ke rekening BUMG,” jelasnya.

Ketika ditanya tentang awal pembentukan BUMG, Saiful mengaku lupa tahun pertama alokasi anggaran serta jumlah modal awal.

“Dulu kami membeli satu unit becak, dan saat saya menjabat, ada juga pengadaan sound system untuk disewakan pada acara masyarakat. Pendapatan Asli Desa (PAD) dari BUMG selalu kami setorkan ke rekening BUMG,” tambahnya.

Zulkaranaini, Ketua BUMG Makmu Beusare saat ini, menjelaskan bahwa modal awal BUMG sebesar Rp130 juta. Dari jumlah itu, Rp112 juta disalurkan ke masyarakat dengan skema pinjaman Rp800 ribu per orang, sementara sisanya sekitar Rp30 juta digunakan untuk membeli tanah meunasah. Ia menyebut bahwa alokasi Dana Desa 2025 direncanakan untuk mengembalikan modal sesuai kesepakatan aparatur Gampong.

BUMG dibentuk dengan tujuan meningkatkan perekonomian desa, meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PAD), serta mengelola potensi desa sesuai kebutuhan masyarakat. Namun, kondisi BUMG Makmu Beusare di Gampong Matang Ben justru terkesan tidak memberikan keuntungan bagi masyarakat dan berjalan di tempat.

 

(Junaidi)

 

 

banner 970x250
error: Content is protected !!