KOTA CIREBON, sidikkriminal.co.id — Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo kembali menggelar tradisi “welasan” yang telah dilaksanakan secara konsisten selama lebih dari 60 tahun. pada Jum’at (09/5/2925).
Kegiatan ini berlangsung bertempat di Masjid Agung Syaikh Anwarudin Kriyan, kompleks pesantren di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon.
Acara dipimpin langsung oleh KH. Ma’dun, tokoh kiai kharismatik sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo.
Tradisi “welasan” merupakan salah satu ritual keagamaan khas pesantren di Indonesia, yang secara khusus dilaksanakan untuk mengenang dan meneladani kehidupan serta ajaran para wali dan ulama besar, terutama Syekh Abdul Qadir al-Jailani.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini diisi dengan pembacaan manaqib, dzikir, doa bersama, dan pengajian yang sarat nilai spiritual.
Dalam kesempatan nya, Menurut KH. Ma’dun, menjelaskan tentang sejarah tradisi dari leluhur nenek moyang nya.
“Tradisi ini bukan sekadar rutinitas, tetapi wujud cinta kita kepada Rasulullah dan para auliya, sekaligus upaya menjaga warisan Islam Nusantara yang sarat dengan nilai-nilai luhur.” ujar K.H. Ma’ dun.
Selama enam dekade, tradisi ini menjadi sarana penting dalam membentuk kecerdasan spiritual dan sosial santri maupun masyarakat sekitar. Nilai-nilai utama yang diusung antara lain:
Meningkatkan Ketakwaan: Dengan merenungkan kisah para wali, peserta diajak meneladani keteguhan iman dan keikhlasan dalam beribadah.
Mempererat Ukhuwah Islamiyah: Kegiatan kolektif ini memperkuat jalinan persaudaraan dan kebersamaan.
Menumbuhkan Kesalehan Sosial, Tradisi ini juga mendorong peserta untuk mengaplikasikan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Kota Cirebon sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Jawa Barat memiliki peran penting dalam pelestarian tradisi keagamaan seperti ini.
Pondok Pesantren Kebon Syarif Cibogo, melalui pelaksanaan tradisi “welasan”, turut menjaga kesinambungan identitas keislaman dan kebudayaan lokal yang telah mengakar kuat.
Tradisi “welasan” di Cibogo tidak hanya menjadi warisan ritual, tetapi juga merupakan media transmisi nilai yang efektif bagi generasi muda dalam mengenal dan mencintai ajaran Islam secara lebih mendalam dan kontekstual.
(Dadang)
