ACEH BESAR, sidikkriminal.co.id – Salah satu lokasi penambangan pasir di Gampong Lampana Tunong, Kecamatan Indra Puri, Kabupaten Aceh Besar, tampak sepi dari aktivitas. Sejumlah pekerja dan sopir truk yang biasanya bekerja di lokasi tersebut kini hanya bisa duduk termenung, menunggu kepastian kapan tambang galian C tempat mereka mencari nafkah akan kembali beroperasi.
Penutupan itu dilakukan berdasarkan surat pemberhentian resmi yang dikeluarkan oleh Bupati Aceh Besar. Akibatnya, ratusan pekerja tambang kehilangan mata pencaharian dan kini terpaksa menganggur.
“Sejak penertiban oleh bupati, kami tidak bekerja alias nganggur. Tidak ada pendapatan sama sekali, sementara istri dan anak di rumah tetap harus makan,” ungkap salah satu pekerja kepada Awak Media sidikkriminal.co.id. Rabu (15/10/2025).
Ia berharap pemerintah dapat mengambil kebijakan yang lebih arif dan berpihak kepada masyarakat kecil yang bergantung pada sektor tambang. “Ini bukan hanya soal hukum, tapi soal kebutuhan hidup orang banyak,” ujarnya.
Menurut para pekerja, dampak dari penutupan galian C ini tidak hanya dirasakan oleh tukang batu, tetapi juga oleh tenaga pengeruk, operator alat berat, serta ratusan sopir truk pengangkut material.
“Yang terdampak bukan cuma kami pekerja di lokasi tambang, tapi juga banyak orang lain yang hidup dari aktivitas ini,” tambahnya.
Dari pantauan di lapangan, terdapat ratusan pekerja yang sebelumnya menggantungkan hidup di kawasan tambang Indra Puri tersebut. Mereka berharap pemerintah daerah, pemerintah provinsi, dan juga pemerintah pusat dapat memberikan solusi dengan mempermudah proses perizinan usaha pertambangan (IUP), agar aktivitas tambang yang menjadi sumber penghidupan banyak orang bisa kembali berjalan secara legal dan sah.
(Junaidi)
