Daerah

Diduga Banyak Kejanggalan, Warga Desa Dawuan Cek Proyek Pembangunan Gedung SMAN Tengahtani

5708
×

Diduga Banyak Kejanggalan, Warga Desa Dawuan Cek Proyek Pembangunan Gedung SMAN Tengahtani

Sebarkan artikel ini
banner 728x90

CIREBON, sidikkriminal.co.id – Proyek pembangunan sekolah SMAN 1 Tengahtani yang diduga banyak sekali ketidak sesuaian material dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Gambar Rencana Pembangunan, kini ramai diperbincangkan warga Desa Dawuan.

Pasalnya, dalam hal ini warga setempat sangat menyayangkan bila dalam pembangunan sekolah yang diidamkan warga Dawuan tersebut dibangun secara asal-asalan.

Warga Dawuan menginginkan pembangunan sekolah SMAN 1 Tengahtani yang menggunakan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Provinsi Jawa Barat tersebut dapat dilaksanakan secara maksimal.

Hal itu diinginkan warga Desa Dawuan mengingat dana yang digelontorkan dari pemerintah cukup besar sejumlah kurang lebih 2,5 miliar rupiah untuk Termin 1 (pertama).

Sedangkan setelah dikroscek oleh salah seorang warga yang memahami kualitas bangunan dan mengerti Gambar Rencana Pembagunan pun kaget lantaran banyak sekali footplat (ceker ayam) yang tidak terpasang.

Diketahui, di lokasi proyek pada gambar rencana pembangunan di gedung yang akan ditempati sebagai ruang guru, TU dan ruang kepala sekolah pada gambar terdapat sejumlah 44 titik footplat. Namun pada kenyataannya hanya terpasang 19 footplat.

“Sebanyak 25 footplat di gedung ruang guru, TU dan ruang kepala sekolah hilang atau tidak terpasang,” jelas salah seorang warga yang mengerti kualitas bangunan.

Tak sampai disitu saja, menurutnya kualitas besi dan ukuran footplat pun tidak sesuai dengan gambar rencana pembangunan hal tersebut dibuktikannya melalui alat ukur yang ia gunakan.

“Di gambar itu ukuran footplat 150 cm x 150 cm x 30 cm tapi setelah diukur besi footplat yang ada hanya berukuran 75 cm x 75 cm x 25 cm, jelas itu tidak sama,” paparnya.

Belum cukup puas, Ia juga mengukur lubang yang akan digunakan menempatkan footplat dan diketahuinya hanya berukuran 140 cm x 140 cm

“Jelas sekali itu tidak sama dan lubang itu juga tidak cukup dalam seperti yang tertulis pada gambar. Waduh bisa bahaya ini apalagi katanya akan dibikin dua lantai,” ujarnya.

Hal berbeda justru diucapkan Ketua Panitia Pembangunan Sekolah (P2S) SMAN 1 Tengahtani, Yuni Krisnawati.

“Di lapangan saya rasa sudah sesuai dengan RAB, meterial besi dan sebagainya. Bahkan kita ada salah satu yang tidak ada didalam RAB kita adakan dengan menggunakan dana sharing,” jelasnya.

Yuni Krisnawati Ketua P2S juga mengatakan dana sharing tersebut berasal dari Komite dan di luar anggaran DAK provinsi Jawa Barat.

“Dana sharing itu bisa dari komite, kita tidak bisa menyebutkan dari mana dari mananya ya. Yang pasti itu diluar dari yang dianggarkan DAK,” ujarnya.

Yuni Krisnawati juga mengaku bahwa sebelum melaksanakan pembangunan sekolah SMAN 1 Tengahtani dirinya sudah dijelaskan oleh Konsultan terkait spesifikasi bangunan dan gambar rencana pembangunan.

“Saya di bimtek ya, dan saya juga selalu komunikasi dengan pengawas terkait meterial dalam pembangunan mana yang bisa dikurangi dan ditambahkan, selagi pengawas menyetujui ya kita laksanakan,” lanjut Yuni.

Lanjut Ketua P2S Yuni Krisnawati mengatakan, terkait material footplat (ceker ayam) itu masuk ke dalam dana sharing tidak masuk ke anggaran dana DAK pemerintah provinsi Jawa Barat.

“Footplat itu masuk ke dana sharing, tidak dianggarkan dan itu diluar dana DAK,” katanya.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam proyek pembangunan gedung sekolah SMAN 1 Tengahtani tidak hanya menggunakan anggaran dana DAK melainkan juga menggunakan Dana Sharing.

Menurut Yuni Krisnawati Dana Sharing tersebut digunakan untuk meningkatkan kualitas bangunan. Namun hal tersebut berbanding terbalik dengan temuan warga Dawuan.

Diakhir wawancara, terdapat hal menarik yang didapat awak media. Yakni pihak sekolah berusaha memberikan amplop berwarna putih yang diberikan oleh salah seorang pria namun tidak jelas maksud dan tujuannya.

“Sampaikan ke Ibu kepala sekolah, kami wartawan tidak menerima uang,” tegas salah satu dari awak media.

Hingga berita ini diterbitkan, awak media selalu tidak dapat menemui kepala sekolah, bahkan sampai dikonfirmasi via Whatsapp juga tidak mendapat jawaban apapun terkait proyek pembangunan gedung sekolah SMAN 1 Tengahtani.

 

Redaksi

banner 970x250
error: Content is protected !!