DaerahHukum & KriminalNasionalSosial

Cerita Dipukuli Saat Ditangkap, Saksi Menangis Dalam Sidang PK Saka Tatal

1220
×

Cerita Dipukuli Saat Ditangkap, Saksi Menangis Dalam Sidang PK Saka Tatal

Sebarkan artikel ini
Oplus_131072
banner 728x90

CIREBON, sidikkriminal.co.id – Sidang Peninjauan Kembali (PK) dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky yang diajukan Saka Tatal berlangsung di Pengadilan Negeri Kota Cirebon.

Saat berlangsungnya sidang, saksi atas nama Renaldi atau Aldi menangis saat memberikan keterangan dalam sidang PK yang diajukan Saka Tatal.

Hal itu terjadi saat Aldi bercerita momen dirinya dan Saka Tatal ditangkap atas tuduhan pembunuhan terhadap Vina dan Eky Cirebon.

Mulanya, Kuasa Hukum Saka Tatal, Farhat Abbas bertanya kepada Aldi apakah berada di tempat kejadian perkara Vina dan Eky. Aldi mengaku tidak berada di tempat saat kejadian.

Bahkan dia baru mengetahui ada peristiwa tewasnya Vina dan Eky dua minggu setelahnya.

Pada sidang PK, Saka Tatal membawa 9 Saksi termasuk Liga Akbar. Aldi lalu bercerita momen dirinya dan Saka tiba-tiba ditangkap oleh kepolisian. Dia menyebut momen itu terjadi usai dirinya mengisi bensin motor.

“Saya dan Saka Tatal kan disuruh beli bensin sama kakak saya ke kota. Nah saya beli bensin sama Saka. Abis beli bensin itu motor udah disimpan di sekolah sebelah. Ibaratnya kita mau nyeberang nah udah mau nyampe ditangkap langsung dipukulin,” kata Aldi dalam persidangan PK, Selasa (30/07/2024).

Aldi mengaku saat itu dirinya dan Saka langsung dibawa menggunakan mobil ke kantor polisi. Keduanya tiba pukul 16.30 WIB. Di sana, Aldi dan Saka mengaku dipukuli oleh sejumlah aparat kepolisian.

“Sama saya ditangkap saya dibawa ke kantor polisi. Yang tangkap Pak Rudiana [ayah Eky] sama rekan rekannya. Ditangkapnya naik mobil. Motornya disimpan dulu di situ. Penangkapan 04.30 sore,” kata dia.

“Sampai di mobil juga dipukulin, kita sampai turun dari gerbang 851 itu turun turun itu sudah disuruh jalan bebek, banyak polisi Udah berbaris di situ,” imbuhnya.

Aldi mengungkapkan ada beberapa orang juga yang dituduh melakukan pembunuhan terhadap Vina dan Eky. Beberapa orang itu mendapat juga kekerasan.

“Ada yang ditendang ada yang dipukul ada yang diinjek ya diperlakukan kayak binatang lah Pak,” ujarnya.

Aldi bercerita kekerasan dari kepolisian itu berlangsung lama.

“Jam 05.30 itu udah dipukulin sampai 12.00 malam masih dipukul. Ada yang diinjak ada yang di balsem, ada mata yang di balsem, jadi matanya enggak kelihatan tuh dipukul polisi,” ujarnya.

Aldi menyebut dirinya dan beberapa orang anak dipaksa untuk mengaku. Jika tidak, mereka terus dipukul.

“Disuruh ngaku Pak. Suruh ngaku aja kamu ngaku aja ngaku. Saya kan enggak tau apa-apa jadi saya bilang enggak tau Pak, enggak tau Pak,” ucap dia.

“Mau masuk ke penjara aja pada ngesot itu udah darah semua. Udah pada enggak kuat kaya udah dianggap binatang. Udah mau nyampai penjara aja saya dipukul pake gembok. Habis dipukul gembok saya di suruh minum kencing. Abis minum air kencing itu ada polisi yang bawa sandal semua ditabokin ya akhirnya sampai remek banget,” tambahnya.

Aldi pun tak bisa menahan air matanya ketika menceritakan kembali momen itu. Dia lanjut memberikan keterangan sambil menangis. Namun, artikulasinya tidak begitu terdengar jelas.

Saka Tatal sebelumnya mengungkapkan momennya ditangkap. Dia ditangkap pada malam hari saat di perjalanan menuju bengkel. Dia meyakini Polisi melakukan salah tangkap.

Perjalanan ke bengkel itu melewati jalan layang yang menjadi lokasi pembunuhan Vina. Sebelum melewati jalan layang tersebut, Saka melihat polisi dari kejauhan.

Dia mengira ada razia. Kemudian, dia pun mau putar balik. Namun, Saka Tatal malah ditangkap polisi dan dibawa ke polsek.

Frilly

banner 970x250
error: Content is protected !!