DaerahPemerintahan

Siaga dari Hulu hingga Hilir, Pemkot Cirebon Kurangi Risiko Bencana Musim Hujan

6
×

Siaga dari Hulu hingga Hilir, Pemkot Cirebon Kurangi Risiko Bencana Musim Hujan

Sebarkan artikel ini
banner 728x90

KOTA CIREBON, sidikkriminal.co.id – Pemerintah Kota Cirebon menegaskan komitmennya untuk siap siaga menghadapi potensi bencana di musim penghujan. Hal ini ditegaskan Pj Sekretaris Daerah Kota Cirebon, Sumanto, didampingi Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Sutikno saat memimpin rapat koordinasi Forum Pengurangan Risiko Bencana di kantor BPBD Kota Cirebon, Rabu (5/11/2025). Rapat ini melibatkan seluruh unsur terkait, mulai dari TNI-Polri, dinas terkait, instansi vertikal, organisasi kemanusiaan, hingga masyarakat.

“Dalam rangka pengurangan risiko bencana di Kota Cirebon, kita harus memastikan kesiapsiagaan menyeluruh. Semua elemen harus berkolaborasi, terutama menghadapi musim penghujan yang diprediksi berlangsung dari November hingga Januari dengan curah hujan tinggi,” ujar Sumanto.

Sumanto menekankan bahwa antisipasi sejak dini menjadi kunci untuk mengurangi dampak bencana, termasuk banjir, angin kencang, dan pohon tumbang.

Ia menambahkan, beberapa titik rawan banjir dan genangan air sudah dilakukan perbaikan akses jalan agar mobilitas warga tetap lancar.

“Mitigasi bencana juga terus kita dilakukan, terutama untuk mengurangi risiko genangan di titik-titik kritis,” ujarnya.

Lebih lanjut, Sumanto mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan dan meminimalkan risiko bencana.

Tak hanya itu, Sumanto menyampaikan bahwa pemerintah kota telah mengeluarkan Keputusan Wali Kota Cirebon Nomor 236 Tahun 2025 yang menetapkan status siaga darurat bencana untuk banjir, banjir bandang, cuaca ekstrem, gelombang ekstrem, abrasi, dan tanah longsor.

Status siaga darurat ini berlaku mulai 1 Oktober 2025 hingga 30 April 2026, sebagai langkah antisipatif menghadapi musim hujan.

Kesiapsiagaan ini kemudian diperkuat oleh Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Andi Wibowo, yang menjelaskan langkah-langkah teknis penanganan bencana.

Andi menjelaskan bahwa kesiapsiagaan bencana mencakup seluruh fase yakni pra bencana, saat bencana, dan pasca bencana.

Pra bencana meliputi pencegahan, mitigasi, dan kesiapsiagaan. Saat bencana terjadi, kita menerapkan siaga darurat, tanggap darurat, serta transisi darurat ke pemulihan.

Pasca bencana, fokus kita adalah rehabilitasi dan rekonstruksi.

“BPBD Kota Cirebon telah menyiapkan sarana dan prasarana kebencanaan secara matang. Alhamdulillah, berbagai instansi, TNI, Polri, OPD, dan organisasi kemanusiaan bisa kita kolaborasikan. Misalnya, BPBD memiliki delapan perahu yang siap digunakan untuk evakuasi pemukiman warga jika terjadi banjir. Selain itu, ada enam tenda pengungsi yang sudah disiapkan di titik strategis,” tambah Andi.

Untuk personel, BPBD menyiagakan 43 anggota yang siap dikerahkan kapan saja.

Selain itu, tingkat kelurahan juga telah membentuk Kelurahan Tangguh Bencana di 12 lokasi, antara lain Argasunya, Kalijaga, Pekiringan, Sukapura, Lemahwungkuk, Pegambiran, Larangan, Drajat, Kecapi, Kasepuhan, Jagasatru, dan Panjunan.

Lima kecamatan pun sudah mendeklarasikan diri sebagai Kecamatan Tangguh Bencana (Kencana).

Setiap kelurahan dan kecamatan juga telah mempersiapkan sarana dan prasarana pendukung, termasuk 27 titik Rencana Tempat Evakuasi Sementara dan Akhir, yang siap digunakan saat bencana terjadi.

Simulasi dan sosialisasi mengenai prosedur evakuasi dan mitigasi akan terus dilakukan agar warga memahami langkah-langkah penanganan bencana.

“Dengan langkah-langkah yang matang, kita bisa mengurangi risiko dan dampak bencana sehingga Kota Cirebon lebih tangguh menghadapi musim hujan,” harapnya.

(Dadang)

banner 970x250
error: Content is protected !!